Tuesday, October 23, 2012

Wahai Kekasih Hati...

Ketika saat yang ditetapkan telah tiba, orang-orang mendapati hatinya selembut sutera, berwarna merah jambu. Di sana mereka menanam bunga-bunga kerinduan.

Ketika kerinduan datang, orang-orang merasa seperti burung paling indah dengan sayap-sayap hanyat yang mengepakkan pesona. Mereka ingin sang kekasih memandangnya penuh takjub dan puja.

Ketika cinta hadir, orang-orang merasa seperti pohon rindang yang menangkal hujan dan terik matahari. Ia menghendaki anggrek bertengger di dahannya, membiarkan berbunga dan saling mengagumi.

Cinta dan rindu hadir di dada para pemuda, menyelinap dan menggoncangkannya. Ketika mereka telah sampai pada kerinduan yang dalam, mereka mulai menulis puisi cinta,"Wahai cinta, datanglah kemari."

Mereka berharap seseorang akan menanggapi gejolak hatinya, kemudian saling bertaut dengan indah. Ketika kekasih yang didamba itu tak kunjung hadir, mereka memandang dirinya dalam kesendirian yang dingin dan hampa. Mereka kesepian dan menanti. Mereka menulis dalam buku harian,"Duhai kekasih hati, aku menanti."
Pagi hari adalah menit-menit yang penuh harap. Mereka menghembus nafas dengan ingatan akan sebuah nama, lalu mengayun langkah dengan bayangan wajah paling indah. Mereka menembus waktu dengan bisikan-bisikan penuh gairah. Mereka berdoa agar Allah mendatangkan belahan jiwanya. Tetapi doa itu tak kunjung dikabulkan, karena Allah teramat mencintainya. Dia yang Mahacinta menghendaki hamba-Nya lebih lama lagi berdoa, lebih panjang lagi bermunajat kepada-Nya.


No comments:

Post a Comment